Minggu, 10 November 2013

Lingkungan Sosial Masyarakat


Lingkungan sosial adalah tempat dimana masyarakat saling berinteraksi dan melakukan sesuatu secara bersama-sama antar sesama maupun dengan lingkungannya. Sikap masyarakat terhadap lingkungan sosialnya dipengaruhi oleh nilai social yang ada pada masyarakat itu sendiri, jika nilai social terhadap lingkungan itu berubah maka sikap masyarakat terhadap lingkungan juga akan berubah. Lingkungan social sendiri merupakan factor terbesar dari pembentukan karakter masyarakat lingkungan yang baik akan menciptkanan individu yang baik begitupun sebaliknya. Manusia sebagai mahluk social yang artinya tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda yang terbentuk dari keaneka ragaman lingkungan social yang ada dimasyarakat.
Lingkungan sosial terdiri dari beberapa tingkat. Tingkat yang paling awal adalah keluarga, dari keluarga kita diajari cara, sikap, dan sifat untuk berinteraksi dengan orang lain di dalam maupun di luar keluarga, contohnya berinteraksi dengan saudara jauh, tetangga dan orang-orang yang berada di lingkungan tempat tinggal kita.
Tingkat selanjutnya adalah sekolah, kampus atau tempat dimana kita belajar, dimana kita bisa mengembangkan pelajaran bersosialisasi yang diberikan dari keluarga di rumah ke lingkungan tempat kita belajar, lingkungan yang ada di sekolah/kampus juga merupakan factor terbesar pembentukan karakter suatu individu. dengan siapa kita berteman, organisasi apa yang kita ikuti, hal apa yang kita lakukan di sekolah/kampus akan memberikan pengaruh pada setiap karakter orang. Setiap organisasi di sekolah/kampus yang di ikuti merupakan wadah untuk menyiapkan diri kita untuk terjun kelingkungan masyarakat.
 Lalu ada tingkatan saat kita berada di lingkungan kerja saat kita sudah mulai mandiri dan bisa menyumbangkan apresiasi dan ilmu kita ke dalam bidang perkerjaan yang sesuai dengan kriteria yang ada dalam diri kita, yang kita sukai dan tekuni. Lingkungan kerja adalah lingkungan yang akan mendekatkan kita ke lingkungan yang paling luas jangkuannya.
Tingkatan paling akhir adalah lingkungan masyarakat yang kita akan temui nanti saat kita sudah cukup siap dan dewasa untuk bisa terjun langkung ke dalamnya, kitapun akan bisa lebih mengetahui bagaimana sikap, sifat dan masalah-masalah di dalam lingkungan masyarakat yang saat kita berada di tingkat keluarga maupun sekolah belum kita temui dan kita bisa terjun langsung ke dalam masyarakat dengan bekal apa yang kita pelajari dari lingkungan sosial kita terdahulu yaitu keluarga, sekolah, dan kampus.

Masalah social
Gejala-gejala sosial yang tidak sesuai antara hal yang diinginkan dengan hal yang telah terjadi dinamakan masalah sosial. Sebagai kumpulan mahkluk yang dinamis, kita akan senantiasa menemukan masalah-masalah sosial di dalam masyarakat. Indonesia banyak dijumpai masalah-masalah sosial yang disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terus-menerus. Akibatnya, terjadi kerusakan atau keretakan organisasi sosial (disorganisasi) di masyarakat. Dalam menghadapi hal ini diperlukan suatu perencanaan sosial untuk mengatasinya.
Sebuah masalah sosial sesungguhnya merupakan akibat dari interaksi sosial antarindividu, antara individu dan kelompok, atau antara suatu kelompok dan kelompok lain. Dalam keadaan normal terdapat integrasi (keterpaduan) serta keadaan yang sesuai pada hubungan antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Apabila antarunsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga memungkinkan terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.

Ada banyak faktor yang menjadi sumber masalah sosial di dalam masyarakat dan lingkungannya, antara lain adalah factor ekonomis, biologis, psikologis, dan kebudayaan setempat. Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
  1. Masalah sosial karena faktor ekonomis, misalnya kemiskinan, dan pengangguran.
  2. Masalah sosial karena faktor biologis, misalnya penyakit menular.
  3. Masalah sosial karena faktor psikologis, misalnya goncangan jiwa (gila).
  4. Masalah sosial karena faktor kebudayaan, misalnya kenakalan remaja, atau konflik ras.
Masalah social penting

a.       Kemiskinan
Dewasa ini, perbedaan kedudukan ekonomi masyarakat ditentukan secara jelas karena berkembangnya nilai-nilai sosial baru tentang kedudukan yang berkenaan dengan pemilikan benda-benda bernilai ekonomi. Nilai-nilai baru ini berkembang sejak dimulainya perdagangan ke seluruh dunia, nilai-nilai yang berkembang di masyarakat lain cenderung diakui pula sebagai nilai oleh suatu masyarakat, terutama apabila berasal dari kelompok masyarakat yang tingkat peradabannya diyakini lebih tinggi daripada masyarakat setempat. Oleh sebab itu, tingkat kepemilikan harta menimbulkan masalah sosial baru, yaitu kemiskinan.
Kemiskinan adalah suatu keadaan seseorang yang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental ataupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Pada masyarakat yang bersahaja, kemiskinan identik dengan kesulitan memenuhi kebutuhan primer (sandang dan pangan). Inilah yang menyebabkan kemiskinan menjadi masalah sosial. Kemiskinan menyebabkan orang-orang tidak dapat memperoleh pendidikan yang layak sehingga kualitas hidupnya rendah. Selain itu, kemiskinan menyebabkan orang-orang melakukan tindakan yang melanggar norma dan nilai, misalnya mencuri, melacur, atau korupsi. Ini semua disebabkan kurang berfungsinya lembaga-lembaga ekonomi sehingga taraf kehidupan ekonomis masyarakat tidak dapat diangkat ke taraf yang lebih baik.
b.       Disorganisasi Keluarga
Keluarga adalah unit kelompok terkecil di dalam masyarakat sehingga segala permasalahan yang terjadi dalam keluarga akan memengaruhi masyarakat secara umum. Sebaliknya, keharmonisan hubungan dalam keluarga akan menjadi modal terbentuknya suatu masyarakat yang stabil. Namun, disorganisasi (keretakan) keluarga sebagai unit terkecil di tengah-tengah masyarakat sulit dihindari karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang sesuai dengan peranan sosialnya. Adapun bentuk-bentuk keretakan keluarga (broken home) tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut.
  1. Keluarga yang tidak lengkap muncul akibat dari hubungan di luar nikah. Misalnya, anak tanpa ayah, anak tidak mengetahui ayahnya, atau istri tanpa suami. Dengan demikian, dalam hal ini ayah kandung gagal dalam mengisi peran sosialnya, begitu pula keluarga pihak ayah dan ibu anak yang bersangkutan.
  2. Keluarga yang mengalami pisah ranjang atau perceraian.
  3. Buruknya komunikasi di dalam keluarga.
  4. Hilangnya pimpinan rumah tangga atau orang yang berkedudukan sebagai pimpinan karena meninggal, dihukum, atau bertugas ke luar kota dalam jangka waktu lama.
  5. Terganggunya kesimbangan jiwa (gila) salah satu anggota keluarga, terutama jika menimpa ayah dan ibu.
c.       Masalah Remaja
Di dalam masyarakat modern sekalipun, selalu dijumpai pertentangan antara pemuda dan orang tua. Pemuda umumnya merasa telah dewasa secara fisik (biologis). Akan tetapi, para orang tua selalu menganggap mereka belum dewasa sehingga tidak boleh memikul peran-peran orang dewasa. Hal ini dapat dimengerti sebab banyak peran yang tidak hanya memerlukan syarat kematangan fisik (usia), tetapi juga memerlukan syarat pengalaman pendidikan, dan keahlian tertentu.
Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa labil/transisi karena pada periode itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak menuju tahap kedewasaan. Pada masa ini, remaja dianggap sedang mencari jati diri dengan mencoba hal-hal baru. Dengan demikian, peran serta orangtua dan institusi pendidikan menjadi faktor pendorong terbentuknya kepribadian remaja. Metode pendidikan yang tepat diharapkan mampu mencetak remaja-remaja yang berkepribadian baik.
d.       Pelanggaran terhadap Norma
Pelanggaran terhadap norma dapat dimengerti melalui dua contoh, yaitu pelacuran dan penyimpangan seksual.
  1. Pelacuran adalah suatu pekerjaan menyerah kan diri secara fisik kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mengharapkan imbalan uang/harta benda. Pelacuran merupakan warisan dari masyarakat lama sebab kegiatan melanggar norma ini telah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu.
  2. Penyimpangan seksual merupakan satu tindakan/hasrat seksual yang dilampiaskan dengan cara-cara paksaan, kekerasan, dan pelanggaran terhadap nilai-nilai. Bentuk penyimpangan ini seperti pencabulan yang dilakukan orang dewasa terhadap anak (ayah terhadap anak perempuannya atau paman terhadap keponakannya).
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar